Ubudiyah merupakan bentuk penyerahan diri seseorang kepada sang khaliq Allah SWT dengan segenap raga, kekuatan, tindakan, pemikiran, dan perasaannya yang ditunjukkan dengan amal perbuatan. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimullah Ubudiyah adalah kata yang mencakup ucapan dan amal lahir dan batin yang dicintai dan diridai oleh Allah. Adapun bentuk amal perbuatan yang menunjukkan ibadah  seseorang kepada Allah yakni shalat, zakat, puasa, haji, ucapan jujur, menyampaikan amanat, berbakti kepada orang tua, silaturahim, memenuhi janji, amar ma’ruf dan nahy mungkar, dan amal-amal lainnya yang termasuk ibadah kepada Allah. Dalam membahas Ubudiyah kepada Allah terlebih dahulu kita harus mengetahui hakikat ibadah. Sayid Quthub menjelaskan hakikat ibadah dengan gaya bahasa sastra yang tinggi. Beliau mengatakan : “ Hakikat ibadah itu tercermin dalam dua perkara utama : Pertama, terhunjamnya makna ‘ubudiyah kepada Allah di dalam jiwa. Maksudnya, terhunjamnya perasaan bahwa di sana ada hamba dan satu tuhan, hamba yang menyembah dan tuhan yang disembah. Yang ada hanyalah  ketentuan ini. Di dalam wujud itu hanya ada abid dan ma’bud, hanya satu Tuhan dan seluruh ciptaan adalah hamba-Nya. Kedua, menghadapkan setiap gerak dalam hati dan setiap gerak dalam kehidupan kepada Allah, menghadapkan semua itu secara murni kepada Allah, serta membebaskan diri dari setiap perasaan dan makna lain yang berada di luar makna ta’abduh kepada Allah”. Oleh sebab itu seorang yang memahami makna Ubudiyah terhadap Allah akan menjadikan dirinya sebagai Hamba Allah yang Mukhlis sehingga akan terhindar dari perbuatan syirik atau penghambaan terhadap setan. Sekarang semuanya kembali lagi pada pribadi masing-masing mau menentukan pilihannya mau menjadi hamba Allah atau hamba Setan. Semoga Allah masih menyayangi kita sebagai Hambanya. (Sumber: Buku Tarbiyah Dzatiayah, karangan Hasyim Ali A)

                                                                                                                        Seruway, 21 Januari 2015

                                                                                                                        Muhammad Iqbal