Ingatkah antum ketika pertama kali kita dipertemukan di lingkaran cinta ini. Kala itu kita masih malu-malu satu sama lain. Belum ada sebuah ikatan cinta yang mengharuskan untuk kita saling mencintai. Kemudian kita saling berkenalan dan mencoba untuk saling memahami satu sama lain. Mencoba untuk menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Dengan hati yang tulus untuk selalu bersama karena Allah SWT. kemudian kita menjadi sekelompok manusia yang komitmen untuk terus mendekatkan diri hanya kepada Allah SWT. meski diawal- awal untuk mempertemukan kita sangat susah. Namun karena kasih sayang Allah SWT dan seiring dengan rabithah yang selalu kita bacakan. Hati- hati ini mulai tertaut satu sama lain. Sehingga tidak membutuhkan usaha yang besar untuk mempertemukan kita dalam lingkaran yang utuh. Bahkan ketika kita tidak berjumpa untuk sehari saja kadang timbul rasa  khawatir akan kabar masing-masing dari kita. Ingin rasanya hati ini selalu ingin berjumpa dan bercerita dengan antum semua. Ini semua tak lepas dari usaha seorang guru yang paling berjasa bagi kita semua. Seorang yang telah menyadarkan bahwa diri ini bukan hanya untuk memenuhi segala kebutuhan pribadi. Akan tetapi masih ada hak untuk orang lain yang harus segera dipenuhi. Intinya bagaimana membuat diri ini untuk terus bermanfaat bagi keluarga, bangsa, dan agama. Seseorang itu adalah Abangda Indra Lesmana Tarigan. Saat ini beliau sedang melanjutkan studynya di Taiwan. Semoga ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat.
        Ana sangat beruntung bisa bertemu dengan orang-orang seperti antum semua. Karena dengan bertemunya kita hari ini dapat menjadikan alasan kita untuk terus berusaha istiqomah dan teguh di jalan Allah. Tak pernah terbayangkan ketika kita tidak dipertemukan dalam lingkaran cinta ini.  Mungkin kita hanyalah kumpulan orang- orang yang tidak mengetahui arti hidup sesungguhnya. Kita hanya disibukkan dengan urusan-urusan dunia tanpa pernah mempersiapkan kehidupan di masa yang akan datang baik di dunia maupun di akhirat. Sungguh pertemuan ini merupakan nikmat Allah yang paling besar. Banyak kegiatan yang sudah kita lakukan bersama dalam lingkaran ini. Mulai dari berbagi ilmu, saling mendengarkan nasihat, hingga berusaha untuk saling tolong menolong dalam menyelesaikan masalah pribadi masing-masing.  Tak jarang kita mengagendakan untuk tidur bersama, jalan- jalan bersama, dan makan bersama. Semua itu semakin membuat kita untuk selalu ingin berjumpa dan semakin susah untuk dipisahkan. semoga hati-hati kita selalu disatukan dalam jalinan cinta sejati untuk selamanya.
        Seiring berjalannya waktu, banyak suka dan duka yang sudah kita lewati bersama. Mulai hujan- hujanan di Berastagi sambil mensyukuri keagungan alam ciptaan Allah SWT, menikmati ayam goreng khas buatan akh Dedi Gunawan yang kemudian dilanjutkan dengan tidur bersama di sebuah kamar yang sempit, hingga berjuang bersama untuk belajar memperdalam ilmu agama.  Tak jarang perbedaan pendapat terjadi diantara kita. Namun perbedaan tersebut tidak menjadikan kita untuk saling berjauhan dan saling bermusuhan. Bahkan  dengan perbedaan tersebut kita bisa saling memahami karakter masing-masing. Banyaknya tugas kuliah yang harus diselesaikan tak membuat kita lupa untuk berkumpul tiap minggunya. Jikalau kita hitung-hitung maka kita tak mampu untuk menghitung canda dan tawa yang telah kita lalui. Semoga apa yang pernah kita lakukan dapat menjadi sebuah cerita indah ketika nanti kita beranjak tua. Bahwa hari itu kita pernah berjuang bersama untuk membesarkan dakwah Islam.   
        Tiba diakhir sebuah perjalanan. Dimana lingkaran cinta itu harus di acak menjadi titik-titik yang saling berserakan. Saat itu juga kita semua dipisahkan oleh jarak dan waktu. Canda dan tawa yang selalu kita lewati bersama. Kini tidak bisa lagi ana nikamti. Karena kita masing- masing sudah ditempatkan pada lingkaran-lingkaran yang berbeda. Bahkan seorang guru sekaligus abang terbaik harus pergi meninggalkan kita. Berat memang ketika mendengarkan nama- nama antum tidak lagi menghiasi daftar nama lingkaran itu. Ketika kita tidak bisa saling berbagi khabar dan kisah bersama-sama lagi. Namun itulah yang harus kita terima. Meskipun saat itu hati ini mengatakan bahwa itu sangat berat. Akan tetapi mau tidak mau dan suka tidak suka kenyataan tersebut harus tetap diterima. Karena itu semua adalah pendewasaan untuk kita semua. Perpisahan itu juga yang telah mengajarkan kita bahwa untuk saling mencintai tidak harus saling bersama. Sebab yang dibutuhkan hanyalah hati yang selalu terpaut dalam merdunya rabithah yang kita bacakan di setiap pagi dan petang.

Sahabat surga
        Mungkin saat ini kita tidak lagi intens untuk bertemu. Kita bahkan sangat jarang untuk menanyakan kabar satu sama lain. Namun ada satu hal yang harus selalu kita ingat dan harus kita jaga. Apakah itu?. Ia adalah Ukhuwah. Ukhuwahlah yang dapat menjadikan kita seperti saat ini. ukhuwah pula yang mengajarkan bagaimana seharusnya kita menjalani hidup sebagai hamba Allah. Tolong ingatkan teman-teman kita ketika ia mulai kehilangan arah hidup. Ketika ia mulai terjerumus ke dalam jurang kehancuran. Sebab ukhuwah tidaklah diukur dengan berapa banyak uang yang kita berikan kepada teman kita, namun ukhuwah diukur dengan berapa besar rasa perhatian dan cinta kita kepada teman-teman kita. Semoga kita semua dapat terus bersahabat hingga nanti kita dipertemukan kembali di Surga Allah SWT dan semoga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud. Hingga ketika nanti kita dipertemukan kembali kita dapat saling bercerita tentang bagaimana perjalanan untuk merealisasikan cita-cita tersebut.   
        Abangda Indra seorang guru sekaligus abang terbaik buat kita semua yang selalu membimbing dan memberikan nasihat kepada kita semua, Akh Dedi Gunawan seorang amir yang memiliki kelembutan hati luar biasa, Akh Vino seorang mahasiswa yang sangat berprestasi meskipun disibukkan dengan urusan kuliah dan organisasi, Akh fikri calon hafidz yang akan menolong kita semua kelak di akhirat, Akh Hakim seorang olaharagawan yang sangat mudah tersenyum ( jangan sibuk- sibuk antum akh ingat kami merindukan antum ), dan terakhir ana sendiri seorang mahasiswa individualis yang tak pernah mengenal dunia luar, namun karena lingkaran itu ana bisa mengenal dunia luar dan mencoba sekuat tenaga untuk bermanfaat bagi orang lain. Ana yakin kita akan dipertemukan kembali dalam lingkaran itu ketika masing- masing kita sudah sukses dan sudah memiliki pendamping.

Rasulullah SAW bersabda, “ Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya